"teruntuk sahabatku di tanah seberang..."
wahai sahabatku yang ku rindui...bagaimanakah keadanmu di tanah seberang?
harapanku semoga kau selalu baik - baik saja ...
wahai sahabatku ... telah sekian lama kita tak bersua ...
tak lagi dapat kuhitung berapa hari yang telah kita lewati tanpa cerita dan tawa
semenjak waktu perpisahan kita...
perpisahan yang merenggut cinta dan sahabatku
kini semenjak jeda perpisahan kita ... tiba - tiba suaramu kembali menyapa-ku
kamu bercerita banyak hal tentang kehidupan yang terlewatkan tanpa kamu bagi dengan ku
dan sampailah akan kisah tentang sesosok wanita yg kamu jumpai di tanah seberang telah menawan hatimu
betapa ketika itu aku tersadar
aku benar - benar kehilangan cinta sahabat ku
tapi tidak pernah benar - benar kehilangan sahabat-ku
wahai sahabat ku ... izinkanlah kertas ini bercerita pada-mu demi mewakili perasaan-ku
" aku bersyukur pada Tuhan karna dulu aku meninggalkan kamu dan cintamu yang ada di gengamanku
karena dengan begitu terjauhkan aku dan kamu dari cinta semata yang mungkin akan saling menyakiti...
walau sebenarnya aku memiliki rasa sama seperti yang kamu rasa kan
tapi cinta kita tidak ditakdirkan untuk saling memiliki...
jadi jika kini kamu telah menemukan jalan cinta-mu hanya doa yang akan selalu aku langitkan semoga kamu berbahagia
dan biarkan diri ini menemukan sendiri perjalanan cinta-nya sebagai penawar luka
wahai sahabatku...kamu tahu bahwa aku menulis ini dengan menangis...
tapi aku menangis bukan karena sedih...aku menangis karena bahagia...
bahagia aku tidak memiliki kehilangan nyata terbesar dalam hidupku
"kehilangan kamu sebagai sahabat-ku"
sungguh telah mampu hati ini untuk ikhlas melepaskan cinta itu...
karena mencintai tanpa harus memiliki...tak pernah takut untuk kehilangan "
untuk sahabatku yang berani mencintai